Jumat, 14 Desember 2012

peran guru dalam pengembangan kognitif


PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF 


Lev Vygotsky dikenal sebagai a socialcultural constructivist asal Rusia.Vygotsky dalam Brodova dan Deborah (1996;23) berpendapat bahwa pengetahuan tidak diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan merupakan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.Vygotsky yakin bahwa belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipaksa dari luar karena anak adalah pembelajar aktif dan memiliki struktur psikolgis yang mengendalikan perilaku belajarnya.

Selanjutnya melalui teori revolusi sosio kulturnya, Vygotsky mengemukakan bahwa manusia memiliki alat berpikir (tool of mind) yang dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah, memudahkan dalam melakukan tindakan, memperluas kemampuan, melakukan sesuatu sesuai kapasitas alami (Brodova dan Deborah,1996;26). Vygotsky mengemukakan beberapa kegunaan dari alat berpikir manusia yaitu:

Membantu memecahkan masalah, seseorang akan mampu mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya. Anak-anak akan mencoba memecahkan masalah dalam permainan yang sedang dikerjakan(mencari jejak).
Memudahkan dalam melakukan tindakan, dengan alat berpikirnya setiap individu akan dapat memilih tindakan atau perbuatan seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan itu adalah cerminan dari berfungsinya alat berfikir.
Memperluas kemampuan,melalui berbagai eksplorasi yang dilakukan seorang anak melalui panca inderanya, maka akan semakin banyak hal yang akan ia ketahui.
Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya, alat berpikir berkembang secara alami, mengikuti apa yang terjadi di sekitarnya. Semakin banyak stimulasi yang diperoleh anak saat berinteraksi dengan lingkungan, maka akan semakin cepat berkembang fungsi pikirnya.

Prinsip dasar dari Vygotsky adalah bahwa anak melakukan proses ko-konstruksi membangun berbagai pengetahuannya tidk dapat dipisahkan dari konteks sosial dimana anak tersebut berada. Pengetahuan juga berasal dari lingkungan budaya. Pengetahuan yang berasal dari budaya biasanya didapatkan secara turun temurun melalui orang-orang yang berada di sekitar. Pengetahuan dibangun oleh anak berdasarkan kemampuannya memahami perbedaan berdasarkan kesamaan yang tampak.

Vygotskly mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang terus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya yaitu pada asal- usul tindakan sadarnya dan dari iteraksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya. Manusia sebagai makhluk individu mempunyai alat berpikir yang tidak dimiliki oleh mahluk hidup lain.

Peningkatan kualitas kognitif berasal dari kehidupan sosialnya, bukan sekedar dari individu itu sendiri. Teori Vygotsky lebih tepat dsebut sebagai pendekatan ko-konstruktivisme yaitu suatu proses membangun pengetahuan baru secara bersma-sama antara semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Vygotsky percaya bahwa kognitif tertinggi yang berkembangsat anak berada di sekolah yaitu saat terjadinya interaksi antara anak dan guru. Pengetahuan yang diberikan secara terpaksa akan memberikan dampak yang berharga bagi anak.

Menurut Vygotsky, bantuan eksternal yang diberikan guru dapat dihilangkan apabila anak tampak telah berkembang secara konsisten.Bntuan dapat diberikan saat anak beraktivitas atau mengerjakan tugas, seperti:

1. Memotivasi atau mendapatkan minat anak yang berhubungan dengan tugas.

2. Mempermudah tugas agar anak-anak mudah mengatur dan menyelesaikannya.

3. Mmberikan beberapa arahan dengan tujuan membantu agar anak fokus dalam mencapai tujuannya.

4. Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak –anak dengan standar atau penyelesaian yang diinginkan guru.

5. Memberi contoh dengan jelas serta menetapkan harapan dari aktivitas yang ditampilkan (stuyf,2007;3-5).

Terdapat perbedaan Vygotsky dengan Piaget, wlaupun mereka berdua sama-sama menekankan/menfokuskan pada peran bahasa dan pengalaman bersosialisasi dalam perkembangan kognitif anak.Berkaitan dengan perkembangan kognitif melalui pengalaman bersosialisasi ,Vygotsky menekankan pada kemampuan bahasa terutama pada kecepatan berbicara. Sedangkan Piaget lebih menekankan pada eksplorasi sensomotor bayi.

Vygotsky memandang bermain sebagai kegiatan sosal. Pada awalnya anak- anak bermain secara solitary(secara sendiri-sendiri), seiring dengan kematangan kognitif anak dan berkurangnya egosentris,permainan anak lebih sosial.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN VYGOTSKY

Kebiatan pembelajaran berdasarkan teori belejar Vygotsky antara lain:

Menyusun balok

Diharapkan anak dapat membangun imajinasinya tentang bentuk dan ruang memanipulasi bangunan dari balok-balok yang telah tersedia.

Menyampaikan cerita

Menyampaikan cerita biasanya memberikan keuntungan dalam

Mengembangkan bahasa dan kreativitas.Vygotsky juga menggunakan hal itu untuk mendorong ketajaman ingatan, berpikir logis dan pengendalian diri.

Permainan dramatik

Merupakan kegiatan mengungkapkan seluruh fungsi mental tinggi,pengendalian diri dan berbagai permainan simbolik.

Penulisan jurnal

Anak melakukan komunikasi dengan orang lain melalui berbagai ungkapan secara tertulis.

Berikut ini adalah contoh pemilihan metode dihubungkan dengan karakteristik tujuan. Metode yang dapat mengembangkan kognitif anak agar dapat berpikir, menalar,mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi. Caranya adalah dengan mengenali alam sekitarnya, mengenal orang dan benda-benda yang ada,mengenal tubuh tubuh dan memahami perasaan mereka sendiri dan berlatih mengurus diri mereka sendiri. Selain itu melatih anak menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan orang lain, dan melakukan apa yang dianggap benar berdasarkan nilai yang ada dalam masyarakat (Hilderbrand,1986).

Untuk pengembanganbahasa anak dapat menggunakan metode yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbbicara, mendengar,membaca dan menulis.Kita dapat memberikan kesempatan pada anak didik untuk memperoleh pengalaman yang luas dalam mendengarkan dan berbicara.

Untuk mengembangkan kemampuan sosial,emosional anak dapat menggunakan metode yang menggerakkan anak untuk mengekspresikan perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan ecara verbal dan tepat.

Pengembangan fisik anak dapat dikembangkan melalui metode-metode yang dapat menjamin anak tidak cedera. Oleh karena itu guru perlu menciptakan lingkungan yang aman dan menantang (Gordon dan Browne,1985).Bahan dan alat yang digunakan dalam keadaan baik,tidak menimbulkan perasaan takut dan cemas dalam menggunakannya.

Sedangkan untuk pengembangan moral dan nilai-nilai agama dapat menggunakan metode-metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama, sehingga anak dapat hidup sesua dengan ajaran agama yang dianutnya. Pengalaman belajar yang dapat diberikan adalah dengan memungkinkan terbentuknya kebiasaan kerja, menghargai waktu, kejujuran, kasih sayang dan kebiasaan memelihara lingkungan.

Selain dari karakteristik tujuan yang telah disebutkan, karakteristik anak juga menentukan pemilihan metode. Perlu kta cermati bahwa anak AUD pada umumnya adalah anak yangselalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan keinginan mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan senang berbicar.

Vigotsky mengatakan manusia dilahirkan dengan seperangkat fungsi kognitif dasar yakni kemampuan memperhatikan, mengamati dan mengingat (Dworetsky, 1990).Kebudayaan akan mentranformasikan kemampuan tersebut dalam bentuk fungsi kognitif yang lebih tinggi yterutama dengan mengadakan hubungan masyarakat dan melalui proses pembelajaran serta penggunaan bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Guilford (Hildebrand,dalam Moeslihatoen,1996) untuk membantu pengembangan kognitif, anak perlu dibekali pengalaman belajar yang dirancang melalui kegiatan observasi dan mendengarkan dengan tepat.

Macam-macam metode pengembangan kognitif yang dapat digunakan untuk pengembangan kognitif di PAUD, TK/RA.

1.Bermain

Bermain adalah kegiatan yang ank-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anakbermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty,1990;196-197). Anak usia dini tidak membedakan bermain,belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapu mereka memiliki kesempatan.

Piaget dalam Mayesty(1990;42)mengatakan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepusan bagi diri seseorang . Sedangkan Parten dalam Dokket an Fleer(2000;14) memandang bahwa kegiatan bermain adalah sarana sosialisasi. Diharapkan dalam bermain memberi kesempatan anak bereksplorasi ,menemukan, mengekspresikan,perasaan, berekreasi dan belajar secara menyenangkan.Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup serta lingkungan dimana ia hidup.

Bermain pada anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pengaruh perkembangan anak.

Menurut Dearden(hetherimgton and Parke,1997;481) bermain merupakan pekerjaan nonserius dan segalanya ada dalam itu sendiri yang memberikan kepuasan pada anak.

Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak. Frank dan Farida caplan (Hildebrand,1986;55-56) mengemukakan ada enam belas nilai bermain bagi anak:

Bermain membantu pertumbuhan anak
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela.
Bermain memberi kebebasan anak untuk bertindak
Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasi
Bermain mempuhyai unsur petualang di dalamnya
Bermain meletakkan perkembangan bahasa
Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan pribadi
Bermain memberi kesempatan untuk menguasi diri secara fisik.
Bermain memperluas minat pemusatan perhatian
Bermain merupakan cara anak menyelidiki sesuatu
Belajar merupakan cara anak mempelajari peran orang dewasa
Bermain merupakan cara sinamis untuk belajar
Bermain menjernihkan pertimbangan anak
Bermain dapat distruktur secara akademis
Bermain merupakan kekuatan hidup
Bermain merupakan sesuatu yang essensial bagi kelestarian hidup manusi

2. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas ialah suatu cara penyajian kegiatan yang telah ditentukan dan anak dapat mempertanggungjawabkan sesuai petunjuk langsung dari guru.Ditinjau dari teori belajar Vygotsky pemberian tugas yang cocok adalah pemberian tugas kelompok, dimana anak bisa bersosialisasi dengan teman sekelompok,mau berbagi, mau bertanya, serta belajar untuk bekerjasama tanpa harus berharap pada kemampuan orang lain atau sebaliknya.

3. Metode demonstrasi

Adalah suatu penyajian kegiatan pembelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh anak didik.Metode demonstrasi juga bisa diartikan suatu cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu atau proses kejadian atau peristiwa. Guru dituntut mendemonstrasikan sesuatu harus jelas, alat peraga harus dipersiapkan lebih dulu,agar pada saat mendemonstraskantidak terhambat atau terganggu.

Ada dua fungsi dalam metode ini:

1. Dapat digunakan untuk memberikan illustrasi dalam menjelaskan

Informasi pada anak

2. Dapat membantu meningkatkan daya pikir anak TK/RA terutama

Daya pikir dalam meningkatkan kemampuan mengenal,mengingat, 

Berpikir konvergen dan evaluatif.

Berpikir konvergen ialah kemampuan menggunakan informasi yang diperoleh dan yang disimpan untuk menerima satu jawaban benar. Contoh anak PAUD,TK/RA sudah mengenal konsep bilangan 2. Informasi ini digunakan untuk menjawab pertanyaan berapa kaki ayam?

Berpikir divergen ialah dari informasi yang diperoleh mencari sesuatu yang baru menemukan jawaban benar.Contoh anak PAUD,TK/RA telah mengetahui konsep bilangan 2. Konsep ini digunakan untuk menjawab pertanyaan: Sebutkan binatang yang memiliki kaki 2 , kemudian dapat menjawab pertanyaan lebih banyak kaki ayam apa sapi?

Sedang berpikir evaluatif artinya adalah anak dapat memberikan kesimpulan,penilaian, penemuan,pemecahan masalah dan berusaha memperbaiki kesalahannya.contoh ucapan anak yang bertanya: “Bu guru, sayapunya kucing yang lucu,bersih dan sehat karna saya selalu rajin memberi makan dan memandikannya.” Ungkapan tersebut dapat diambil kesimpula bahwa dengan makan yang cukupserta menjaga kebersihan dapat hidup bersih dan sehat.

4. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian pembelajaran dengan dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya.Guru harus berusaha agar anak aktif memberi jawaban atu keterangan bukan guru yang memberi keterangan.

Metode bercakap-cakap ini sangat bermanfaat bagi anak PAUD,TK/RA sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan guru agar anak berani mengungkapkan pendapat serta berani berbicara di depan umum.Selain itu metode ini mengandung manfaat belajar yaitu mewujudkan kemampuan berbahasa secara reseptif dan ekspresif.

5.Metode mengucapkan syair

Metode mengucapkan syair yaitu suatu cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak.

6. Metode eksperimen/ percobaan

Adalah suatu cara anak melakukan berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya,guru sebagai fasilitator,alat berbagai percobaan sudah dipersiapkan oleh guru. Dalam metode ini anak dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya.

7.Metode bercerita

Metode bercerita adalah cara menyampaikan sesuatu dengan bertutur atau memberikan penerangan atau penjelasan secara lisan melalui cerita.Cerita harus menarik,dengan tujuan yang ingin dicapai,dengan gerak gerik yang wajar dan intonasi yang bervariasi.

8. Metode karya wisata

Usman dan SetiawatI(2001;131) mengemukakan bahwa metode karya wisata adalah suatu cara penyajian pembelajaran dengan membawa anak didiklangsung kepada objek tertentu untuk dipelajari, yang terdapat di luar kelas, dengan bimbingan guru.Metode karya wisata juga bisa diartikan kunjungan langsung ke objek- objek di sekitar anak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sehubungan dengan teori belajar menurut Vygotsky, metode karya wisata jelas sesuai, karena dengankarya wisata anak belajar bernteraksi dengan orang lain danlingkungan.

9.Dramatisasi

Salah satu metode yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran di PAUD,TK/RA adalah bermain peran.

Metode dramatisasi/ bermain peran adalah cara memahami sesuatu melalui peran-peran yangdilakukan oleh tokoh atau benda-benda di sekitar anak, sehingga anak dapat memahami sesuatu sambil berimajinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar